Setiap tanggal 1
Oktober, bangsa Indonesia kembali merenungkan makna sakral dari Hari Kesaktian Pancasila. Tahun ini,
Kementerian Pendidikan dasar dan menengah melansir tema yang begitu relevan: "Pancasila Perekat Bangsa Menuju
Indonesia Raya." Tema ini bukan sekadar slogan, melainkan panggilan
untuk meneguhkan kembali lima sila sebagai jangkar etika dan moral, terutama di
tengah pusaran tantangan sosial ekonomi dan dinamika reformasi pendidikan.
Pancasila Penjaga Stabilitas
Sosial
Akhir bulan Agustus 2025 menjadi saksi betapa rentannya
stabilitas sosial ketika ketidakadilan terasa mengemuka. Respons masyarakat yang
tumpah ruah dalam bentuk penyampaian aspirasi hingga terjadinya kerusuhan di berbagai kota, sebagai dampak atas ketidakpuasan kebijakan yang dilakukan oleh lembaga DPR RI di tengah kelesuan ekonomi rakyat, adalah
manifestasi dari kecemburuan sosial
yang mendalam. Kesenjangan ini mengancam keadilan sosial, salah satu pilar
utama Pancasila.
Namun, di sinilah nilai-nilai
luhur bangsa yang terkandung dalam Pancasila berperan sebagai benteng.
Meskipun terjadi gejolak, kerusuhan tersebut tidak meluas dan berhasil diredam.
Ini menunjukkan bahwa secara kolektif, kesadaran akan pentingnya persatuan Indonesia (Sila ke-3) dan
keyakinan akan musyawarah mufakat
(Sila ke-4) masih mengakar kuat. Pancasila terbukti bukan hanya ideologi
negara, tetapi juga "perekat
bangsa" yang mampu meredam perpecahan dan mengembalikan fokus pada pembangunan
bersama.
Membangun Indonesia Raya Melalui
Pendidikan
Refleksi Kesaktian Pancasila juga harus mendorong kita untuk menyoroti sektor krusial yang menentukan masa depan bangsa yaitu pendidikan. Pendidikan adalah medan utama untuk menanamkan dan mewariskan nilai-nilai Pancasila kepada generasi penerus. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah terus bergerak mencari "formula yang bagus." Transisi kepemimpinan menteri baru ditandai dengan fokus pada pembelajaran mendalam (deep learning). Ini merupakan langkah progresif untuk menggeser paradigma dari sekadar menghafal menjadi pemahaman substansial, menumbuhkan nalar kritis dan karakter Pancasila pada peserta didik.
Upaya ini tak berhenti di kurikulum, tetapi merambah pada
inti kualitas pendidikan guru.
Peningkatan kompetensi guru,
revitalisasi Pendidikan Profesi Guru
(PPG), dan penataan pelaksanaan pembelajaran adalah investasi strategis.
Guru yang kompeten dan berkarakter Pancasila akan mampu mencetak generasi yang
tidak hanya cerdas, tetapi juga beretika, siap menghadapi tantangan global
tanpa kehilangan identitas nasionalnya.
Implementasi Gizi dan Keadilan
Sosial
Program nasional Makanan
Bergizi Gratis (MBG) yang digaungkan oleh Presiden Prabowo Subianto
adalah cerminan implementasi Sila Kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, di sektor
pendidikan dan kesehatan. Anak-anak yang sehat dan tercukupi gizinya adalah
prasyarat untuk dapat belajar secara optimal. Program ini menegaskan bahwa
pembangunan karakter dan intelektual harus didukung oleh pembangunan fisik dan
kesehatan yang merata.
Kesaktian Sejati Pancasila
Hari Kesaktian Pancasila adalah momentum untuk bersyukur
karena Indonesia memiliki ideologi yang mampu melintasi perbedaan suku, agama,
dan pandangan politik. Kesaktian Pancasila terletak pada kemampuannya untuk:
- Menjadi
Rujukan Moral, Mengingatkan para pembuat
kebijakan dan seluruh elemen bangsa untuk bertindak berdasarkan keadilan,
kemanusiaan, dan kepentingan rakyat banyak.
- Menjaga
Persatuan, Meredam terjadinya konflik dan kerusuhan,
serta memperkuat solidaritas nasional.
- Mengarahkan
Pembangunan, Menjadi landasan filosofis
bagi setiap program pemerintah, termasuk reformasi pendidikan dan program
kesejahteraan sosial.
Dengan
semangat "Pancasila Perekat Bangsa
Menuju Indonesia Raya," marilah kita jadikan refleksi di moment 1 Oktober ini
sebagai komitmen bersama. Kita harus terus berbenah di sektor pendidikan, ekonomi,
dan politik memastikan bahwa setiap langkah yang diambil adalah perwujudan
nyata dari lima sila, demi terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang
dicita-citakan menuju Indonesia Raya.
Penulis : Kukun Kurniawan. M.Pd - Pengajar Mapel PPKn dan Sekretaris TBM SPNF SKB
