Sabtu, 04 Oktober 2025

Review Novel Filosofi Kopi Karya Dee Lestari

 

Filosofi Kopi merupakan sebuah novel fiksi yang ditulis oleh novelis sekaligus penyanyi ternama, Dee Lestari. Nama Dee Lestari tentunya sudah tak asing lagi, karena ia sudah melahirkan berbagai karya populer, seperti Supernova, Perahu Kertas, dan Rectoverso.

Layaknya karya-karya Dee Lestari yang lain, novel Filosofi  Kopi yang pertama kali terbit pada tahun 2006 ini sangat populer di masyarakat luas. Cerita novel ini bahkan telah diadaptasi menjadi film layar lebar dengan judul yang sama pada tahun 2015, dan sekuelnya pada tahun 2017.

Novel Filosofi Kopi bahkan berhasil dianugerahi sebagai karya sastra terbaik tahun 2006 oleh majalah Tempo. Pada tahun yang sama, Filosofi Kopi juga berhasil dinobatkan menjadi 5 Besar Khatulistiwa Award kategori fiksi.

Novel ini mengisahkan tentang sebuah kedai  kopi bernama Filosofi Kopi. Kedai ini tidak besar dan dapat dibilang sederhana dibandingkan dengan kedai kopi atau kafe lain yang ada di Jakarta. Namun, di kedai ini, setiap inci dipersiapkan dengan intensitas.

Hal ini tak lain dan tak bukan berkat kehadiran Ben yang kini telah menjadi salah satu barista andal yang ada di Jakarta. Kini, bukan hanya pecinta kopi saja yang datang ke kedai kami, melainkan mereka yang tak suka minum kopi sama sekali juga ada yang berkunjung ke sini.

Sampai pada suatu hari, seorang pria menantang Ben untuk membuat kopi yang memiliki rasa sempurna. Kopi yang jika diminum akan membuat seseorang yang meminumnya menahan napas, karena takjub. Gong besarnya adalah pria itu menawarkan imbalan yang sangat besar untuk mendapatkan kopi yang sempurna.

Melalui novel Filosofi Kopi ini, Dee ingin mengisahkan bagaimana perjuangan seorang yang memiliki minat menekuni dunia kopi dan memaknai kopi dari sudut pandang kehidupan.

Sinopsis Filosofi Kopi

Dua orang lelaki bernama Ben dan Jody mulai dari nol untuk membangun sebuah usaha kedai kopi. Ben merupakan seorang barista yang pandai meramu kopi, dan tentunya sangat antusias dengan segala hal yang berkaitan dengan kopi. Oleh karena kegigihannya untuk membangun kedai kopi itu, Ben kemudian pergi keliling dunia demi mencari koresponden di mana-mana, untuk mendapatkan seluruh kopi terbaik yang ada di seluruh dunia. Ia juga berkonsultasi dengan dengan para pakar peramu kopi dari Paris, Roma, Amsterdam, new York, London, dan Moskow.

Ben, dengan kemampuan Bahasa Inggrisnya yang pas-pasan rela mengemis, agar ia diizinkan masuk ke dapur kafe atau kedai kopi, memantau ke bar saji, dan menemukan rahasia dari ramuan kopi yang dibuat oleh semua barista yang dikunjunginya. Ia rela melakukan itu semua hanya demi mengetahui takaran yang paling pas untuk membuat cappucino, cafe latte, espresso, irish coffee, russian coffee, macchiato, dan jenis kopi lainnya.

Kopi yang dibuat oleh Ben selalu dimaknai dengan berbagai filosofi menurut pendapatnya. Hal itu lah yang menjadi daya tarik dari kedai kopi yang dibangun Jody dan Ben. Oleh karena itu juga, ramai sekali pelanggan yang berkunjung ke kedai kopi mereka.

Sampai pada suatu hari, kedai  kopi mereka didatangi seorang pria perlente yang sekiranya berumur 30 tahun-an. Di depan mereka, ia bertanya kepada Ben sang barista, ia mengumumkan dengan suara yang lantang, “Di kedai ini, apakah ada kopi yang memiliki arti: Kesuksesan merupakan wujud kesempurnaan hidup?” Pria itu menantang Ben untuk membuatkannya kopi yang rasanya sempurna dan tidak ada tandingannya di dunia.

Pria itu kemudian melanjutkan, “Kopi yang jika diminum akan membuat peminumnya menahan napas, karena sangat takjub, dan hanya bisa berkata: hidup ini sempurna”. Pria itu bahkan menawarkan imbalan sebesar 50 juta jika Ben bisa membuatkannya kopi yang sempurna.

Ben si ambisius tanpa pikir panjang menerima tantangan tersebut. Ia bekerja keras selama beberapa minggu untuk menghasilkan kopi terbaik. Perjuangannya itu membuahkan hasil, Ben kemudian menamai kopi tersebut sebagai “Ben’s Perfecto”. Pagi-pagi sekali, Ben menghubungi penantangnya melalui telepon untuk memintanya datang ke kedai di sore hari.

Pria itu datang, dan Ben langsung menyuguhkan secangkir Ben’s Perfecto sambil disaksikan seluruh pelanggan lain. Pria itu kemudian menyeruput kopi itu secara perlahan, dan setelah beberapa saat, ia berkata, “hidup ini sempurna”. Semua pelanggan lain yang menyaksikan itu langsung memberikan tepuk tangan yang riuh.

Pria itu kemudian mengeluarkan selembar cek dan memberikannya kepada Ben seraya berkata, “Selamat.  Kopi ini sempurna”. Ben’s Perfecto kemudian menjadi menu favorit semua pelanggan yang datang ke kedai itu, sekaligus menjadi daya tarik yang mampu mendatangkan pelanggan baru. Sampai pada suatu hari ada seorang pria setengah baya yang mencoba kopi itu dan mengatakan bahwa rasa kopi tersebut hanya cukup enak.

Masih ada kopi yang lebih enak yang pernah dicobanya di suatu tempat di Jawa Tengah. Ben sontak merasa penasaran mendengar perkataan itu. Ia pun langsung mengajak Jody untuk menemaninya mengunjungi pedesaan di Jawa Tengah. Di penghujung jalan di jalan pedesaan itu, ada sebuah warung reot berbentuk gubuk yang berdiri di atas bukit kecil, dan dinaungi oleh pepohonan besar. Di halaman warung itu terdapat sejumlah tampi yang berisi biji kopi yang baru dipetik.

Mereka berdua kemudian memesan secangkir kopi tiwus kepada pemilik warung itu. Ben dan Jody kemudian langsung meminum kopi tersebut tanpa berbicara apapun. Mereka mendapati kopi itu memiliki rasa yang sempurna dan memiliki cerita serta filosofi yang menarik dibaliknya. Ben kemudian merasa gagal dan kembali ke Jakarta dengan perasaan putus asa.

Sampai pada akhirnya, Ben menyadari bahwa sesempurna apapun kopi yang dibuatnya, kopi adalah  kopi. Kopi akan selalu memiliki sisi pahit yang tak dapat disembunyikan. Di sana juga kehebatan kopi tiwus, yakni memberikan sisi pahit yang dapat membuat seseorang melangkah mundur dan berpikir. Ben kemudian melanjutkan kehidupannya di kedai Filosofi Kopi.

Kelebihan Novel Filosofi Kopi

Premis cerita ini sangat sederhana dan dinilai unik, yakni hanya mengisahkan tentang dua orang yang berjuang menggeluti minatnya dalam membangun kedai kopi. Namun, kesederhanaan itu menjadikan cerita ini unik dan menarik untuk diikuti.

Dee Lestari tentunya tak usah diragukan lagi dalam segi gaya penulisannya. Dee Lestari melalui novel Filosofi Kopi ini lagi-lagi mampu membawa pembaca larut dalam setiap kalimat yang dibuatnya. Para pembaca dapat terbuai bukan hanya dari ceritanya, melainkan juga dari kalimatnya.

Novel Filosofi Kopi ini memiliki pesan moral yang mendalam mengenai arti kehidupan. Maka itu, novel Filosofi Kopi ini bukan hanya karangan fiksi yang dapat menghibur pembaca, melainkan juga dapat menjadi inspirasi bagi para pembaca.

Kekurangan Novel Filosofi Kopi

Target pembaca novel Filosofi Kopi ini dapat dikatakan terfokus pada para pecinta kopi. Maka itu, para pembaca yang tidak memiliki ketertarikan pada kopi mungkin mendapati kesulitan dalam memaknai filosofi mendalam dibalik sebuah kopi.

Pesan Moral Novel Filosofi Kopi

Setiap hal yang ada di dunia ini, sekecil apa pun hal itu, pasti memiliki makna. Tidak ada yang sia-sia di dunia ini. Pemaknaan itu, hanya bisa didapatkan dari diri sendiri, melalui pemikiran yang baik.

Dalam menggapai kesuksesan, pastinya diperlukan perjuangan dibaliknya. Perjuangan yang mungkin sangat panjang atau sangat berat, atau bahkan dinilai menyenangkan. Jadi, jangan patah semangat dan terus berjuang.

Dibalik kelebihan pasti ada kekurangan. Layaknya  kopi, sesempurna apa pun kopi yang ada di dunia ini, kopi akan memiliki sisi pahit yang tak bisa dihindari.

Jika kita mencari hal yang lebih sempurna dari apa yang kita miliki saat ini, pastinya akan terus ada. Hal itu membawa kita kepada dua pilihan, yakni untuk bersyukur menerima hal yang telah kita miliki, atau terus mencari hal sempurna lain yang tak akan pernah ada habisnya.

Bagi kalian yang ingin mengetahui keseluruhan kisah Ben dan Jody, kalian bisa mendapatkan novel Filosofi Kopi karya Dee Lestari ini di Gramedia.com.

Sumber : https://www.gramedia.com/best-seller/review-novel-filosofi-kopi-karya-dee-lestari/?srsltid=AfmBOorSrETRtH2hGPWFTcPWOZXLqW4L9dOsZU6JjoG4WyarC-B0QaE-

Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.