![]() |
| Foto : Warga Belajar Pendidikan Non Formal sedang menjalankan Ujian Sekolah |
Pernahkah
Anda merasa perlu menambah keterampilan baru di luar jam kerja, atau mungkin
ingin mengejar ketertinggalan pendidikan formal? Di sinilah peran Pendidikan
Nonformal (PNF) menjadi sangat krusial. PNF hadir sebagai solusi pendidikan
alternatif yang dibutuhkan oleh masyarakat modern, terutama dalam mendukung
konsep pendidikan sepanjang hayat (lifelong education).
Keberadaan
PNF saat ini sangat penting, apalagi mengingat berbagai tantangan sosial
seperti tingginya angka putus sekolah, pengangguran, buta huruf, dan kurangnya
minat baca. PNF menjadi jalur yang strategis untuk mengatasi masalah-masalah
ini. Sayangnya, pemahaman masyarakat mengenai fungsi, manfaat, dan
penyelenggaraan PNF masih sangat kurang, sehingga perlu adanya sosialisasi yang
berkelanjutan.
Filosofi Pendidikan Nonformal:
Belajar di Mana Saja, Kapan Saja
Filosofi mendasar dari pendidikan nonformal sangatlah sederhana namun kuat, belajar di mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja. PNF merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Intinya, PNF mengusung model pendidikan sepanjang hayat, di mana pendidikan dibutuhkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannya tidak hanya sebatas akademik, tetapi lebih universal dan holistik.
Sebagai
subsistem pendidikan nasional, PNF bertujuan untuk:
- Meningkatkan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
- Meningkatkan kecerdasan dan
keterampilan.
- Mempertinggi budi pekerti.
- Memperkuat kepribadian serta
mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
- Menumbuhkan manusia pembangunan
yang mampu membangun dirinya dan bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa.
Para
ahli pun sependapat bahwa inti dari PNF (atau yang sering disebut pendidikan
luar sekolah) adalah memberdayakan
masyarakat.
PNF dan Pancasila
Landasan filosofis suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh ideologi yang dianutnya. Di Indonesia, Pancasila adalah dasar ideologi yang menjadi landasan bagi kemajuan pendidikan formal maupun nonformal. Program PNF diharapkan dapat membantu warga belajar mengembangkan visi yang mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila, mulai dari Ketuhanan Yang Maha Esa hingga Keadilan Sosial.
Tiga Fungsi Krusial Pendidikan
Nonformal
PNF
memiliki peran yang sangat fleksibel dan dapat menyesuaikan kebutuhan
masyarakat. Tiga fungsi utamanya meliputi:
1. Sebagai Pengganti
PNF
berfungsi sebagai pengganti bagi
warga masyarakat yang tidak memiliki akses ke pendidikan formal atau mereka
yang putus sekolah (DO). Melalui jalur ini, mereka tetap bisa melanjutkan
pendidikan.
2. Sebagai Penambah
PNF
berfungsi sebagai penambah
apabila pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang diperoleh dari pendidikan
formal dirasa belum memadai. Contoh nyatanya adalah bimbingan belajar atau les
privat.
3. Sebagai Pelengkap
PNF menjadi pelengkap dalam hal-hal yang tidak tersedia dalam jenjang pendidikan formal. Contohnya adalah kursus komputer, bahasa asing, atau kursus kepribadian.
Wujud Nyata Pendidikan Nonformal
di Tengah Masyarakat
Berbagai jenis program PNF hadir untuk melayani kebutuhan belajar yang beragam, meliputi:
- Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) seperti
Kelompok Bermain dan Taman Penitipan Anak.
- Pendidikan
Kepemudaan dan Pemberdayaan Perempuan.
- Pendidikan
Keaksaraan.
- Pendidikan
Keterampilan dan Pelatihan Kerja/Kursus.
- Pendidikan
Kesetaraan (Paket A, B, dan C) yang setara SD/MI, SMP/MTs, dan
SMA/MA.
Melalui
program-program ini, PNF membentuk Komunitas
Belajar yang menciptakan kesempatan pendidikan nonformal di tempat yang
mudah dijangkau dan sesuai dengan potensi, keterampilan, serta kebutuhan hidup
peserta didik.
Konsep
ini mendorong lahirnya Masyarakat
Pembelajar (Learning Society) sebuah bentuk nyata model
pendidikan sepanjang hayat. Dalam masyarakat pembelajar, setiap individu
ditantang untuk memiliki kemampuan beradaptasi, fleksibel, kapasitas inovatif,
serta "sikap dan bakat kewirausahaan".
PNF
menantang peserta didik untuk terus mencari dan memperkuat "pengetahuan
dan kompetensi dasar, rasa ingin tahu dan motivasi, perilaku kritis dan
kreatif". Pada akhirnya, PNF membimbing individu untuk mencapai lima pilar
dasar yang sangat penting:
- Belajar
untuk menjadi bajik.
- Belajar
untuk memahami (to know how to learn).
- Belajar
melakukan.
- Belajar
hidup dalam kebersamaan.
- Belajar
menyadari jati diri (to know how to be).
PNF
adalah investasi untuk masa depan diri sendiri dan lingkungan, memastikan bahwa
setiap orang, apa pun latar belakangnya, memiliki akses untuk terus berkembang
dan menjadi pembelajar yang mandiri dan proaktif.
